Apakah itu Wimax ?
Wimax adalah jaringan internet tanpa kabel (wireless), dengan kecepatan seperti memakai kabel fiber optic (70 Mbps), tapi menjangkau radius 50 km. Jadi Wimax adalah ibaratnya Wifi (hot spot) dengan broadband access untuk radius 1 kota (bukan 1 Starbuck café). Lihat ilustrasi di gambar – Wimax warna biru dan Wifi warna abu-abu. Silahkan baca Q & A tentang Wimax ini di Wimax forum, di majalah SDA atau download penjelasan Intel tentang teknologi Wimax ini.
Revolusi apa yang akan terjadi di Indonesia ?
Bila Wimax diterapkan di Indonesia maka internet kecepatan tinggi akan tersedia dimana-mana. Transfer video, pengiriman gambar densitas tinggi dan juga files ukuran besar akan terjadi dengan sangat mudah. Karena PT Rekayasa Industri merancang sebuah pabrik industri dengan menggunakan perangkat lunak 3-Dimensi (high density graphics files), maka kecepatan transfer gambar dalam ukuran besar dari kantor pusat ke lokasi-lokasi proyek menjadi sangat penting. Menurut sebuah sumber, bisnis Wimax di seluruh dunia dalam 5 tahun mendatang akan mencapai US $ 23 milyard.
Salah satu tokoh nasionalis sejati yang ingin mendorong terciptanya industri telekomunikasi nasional, khususnya untuk memproduksi perangkat Wimax, adalah Dirjen Postel yang bernama Basuki Yusuf Iskandar (foto dari Detiknet). Atas desakan banyak perusahaan-perusahaan besar, ia menunda pemberian izin frekuensi Wimax, sampai industri lokal mampu membuat peralatannya secara mandiri. Basuki merasa sedih karena dari belanja telekomunikasi sebesar Rp 40 triliun per tahun, produk lokal hanya Rp 1,2 s/d Rp 8,4 Milyard. Indonesia betul-betul diserbu produk import.
Itulah sebabnya Basuki menyediakan dana Rp 18 milyard untuk riset Wimax, dengan mengerahkan berbagai institusi seperti untuk pengembangan chipset oleh ITB, pengembangan terminal akhir oleh BPPT, radio frekuensi baseband oleh LIPI, antena oleh UI, dan sistem operasinya oleh ITB. Setiap kelompok pengembangan kira-kira terdiri dari empat puluh peneliti. Selain itu BPPT & Depkominfo, saat ini juga sedang kembangkan penerapan Wimax untuk seluruh kantor pemerintah. Perusahaan-perusahaan lokal juga mulai “terjangkit wabah” memproduksi perangkat Wimax, seperti PT Solusindo Kreasi Pratama.
Setelah pemerintah memberikan izin frekwensi Wimax, apa bisnis yang akan tercipta & berapa besar prospeknya ?
Karena serbuan berbagai pihak, dan walaupun industri nasional belum siap, akhirnya Dirjen Postel mengeluarkan aturan teknis penerapan Wimax. Dengan penerapan ini akan berkembang bisnis-bisnis berikut :
- Bisnis pemasangan perangkat Wimax pada existing BTS tower. Telkomsel di tahun 2007 mempunyai 21.000 BTS (dengan 1500 3-G enabled). Sedangkan Indosat mempunyai sekitar 8.000 BTS. Harga 1(satu) Wimax base station sekitar US $ 15.000. Jika 2.000 BTS dipasang perangkat Wimax maka prospek bisnis ini sekitar US $ 30 juta
- Bisnis memproduksi perangkat CPE (Customer Premises Equipment) juga akan tumbuh. CPE adalah ibaratnya modem untuk Wimax. Harganya sekitar US $ 100 s/d US $ 200 per CPE. Jika 10 % pemakai internet Indonesia, yang totalnya 25 juta orang, pindah ke Wimax maka akan ada 2.5 juta pelanggan. Ini merupakan prospek bisnis US $ 250 juta s/d US $ 500 juta. Sebuah angka yang cukup besar.
- Selain itu akan tumbuh bisnis content jenis baru seperti e-learning, movies on demand, set-up teleconferences facilities untuk korporasi, organisasi masa ataupun politik. Juga tentunya akan berkembang perusahaan jasa internet provider dengan kecepatan sangat tinggi yang akan membangkrutkan internet provider yang menerapkan teknologi kuno.