Setelah saling menyerang antara situs Malaysia dan Indonesia, akhirnya perang digital tak dapat dielakkan lagi. Kalangan underground saling mengklaim telah melakukan deface massal terhadap situs-situs di kedua negara.
Blog saya yang biasanya minim mendapat komentar dari pengunjung, kali ini untuk topik perang digital mendapat komentar yang jumlahnya sangat banyak. Saat tulisan ini disusun sudah mencapai 42 komentar dan 7 trackback yang masuk.
Kelanjutan dari perang digital ini susah ditebak dalam jangka waktu sampai kapan akan berhenti. Banyak yang mengatakan bahwa tindakan ini tidak dapat dibenarkan. Saya sendiri lebih banyak bersikap netral untuk hal ini. Bukan maksud saya untuk membela kalangan hacker/cracker/script kiddies atau apapun namanya, yang jelas pada posting komentar saya di tulisan sebelumnya saya sudah mengatakan bahwa setiap komunitas pasti akan mengejewantahkan aspirasinya melalui skill yang mereka miliki. Dan tidak ada yang bisa melarang mereka.
Dalam kondisi seperti ini rasanya himbauan Budi Rahardjo dalam blognya mungkin sangat mengena. Dengan posisi beliau sebagai salah satu pakar security Indonesia dan pengelola IDCERT mungkin bisa menjadi ‘pencerahan’ bagi para kalangan underground Indonesia (hope so). Dalam postingnya beliau tidak menyebutkan siapa yang salah ataupun benar. Namun beliau lebih condong untuk menyarankan dan mengingatkan bagi kedua belah pihak agar bisa menahan diri. Berikut ini saya kutip dari blognya beliau.
Himbauan Kepada Hacker & Cracker Indonesia & Malaysia
Kepada Hacker & Cracker Indonesia & Malaysia,
Saya mengharapkan anda tidak melakukan penyerangan atau/dan pengrusakan situs-situs Indonesia dan Malaysia.
Saya mengerti bahwa akhir-akhir ini beberapa masalah di dunia nyata membuat kita kesal dan marah. Namun kekesalan tersebut sebaiknya tidak dilimpahkan ke dunia maya (cyberspace). Semestinya sebelum melakukan aksi yang berdampak negatif, kita bisa melakukan langkah-langkah positif seperti melakukan dialog (melalui email, mailing list, bulletin board, blog, dan media elektronik lainnya).
Kita harus ingat bahwa kita hidup bertetangga dan bersaudara. Yang namanya hidup bertetangga pasti mengalami perbedaan pendapat. Mari kita belajar bertetangga dengan baik.
Saya berharap agar kita yang hidup di dunia maya mencontohkan bagaimana kita menyelesaikan permasalahan dengan kepala dingin dan hati yang lapang, sehingga para pemimpin kita di dunia nyata dapat mencontoh penyelesaian damai. Mudah-mudahan mereka dapat lebih arif dan bijaksana dalam mengambil keputusan.
Sekali lagi, mohon penyerangan dihentikan sebelum kita masuk ke tindakan atau aktivitas yang membuat kita menyesal di kemudian hari.
Damai itu indah …
Budi Rahardjo (IDCERT)