PT Teknologi Riset Global (TRG) mulai memproduksi perangkat Wimax di Batam. Bahkan vendor Wimax lokal itu segera membangun Research Center di Karawang, Jawa Barat.
Direktur Utama PT TRG Wahyu Sakti Trenggono mengatakan, pihaknya telah membenamkan investasi tak kurang dari Rp 60 miliar untuk menyiapkan pabrik di kawasan Batam Industrial Park (BIP). Pabrik perakitan perangkat Wimax lokal itu menggunakan fasilitas milik PT SiiX.
"Kami telah mengadakan kontrak dengan PT Siix. Di pabrik ini kami sudah mulai memproduksi perangkat Wimax, baik base station (BS) maupun perangkat penerima untuk pelanggan ( CPE) secara massal," kata Trenggono di Jakarta, Rabu (28/10).
Trenggono melepas keberangkatan rombongan pejabat Depkominfo, dan para operator pemenang tender broadband Wireless Access (BWA) ke Batam. Mereka melihat fasilitas pabrik pembuatan perangkat Wimax lokal milik PT TRG, mulai dari hardware desain, layout PCB, mecanical design, baik untuk BS maupun CPE. Sedangkan software development dirancang di pusat riset PT TRG di Rancaekek, Bandung.
Vice President Manufacturing PT TRG yang ditempatkan di PT Siix Hardiono Kertadjaja mengatakan, pihaknya saat ini baru menyiapkan satu line dan satu shift untuk produksi perangkat Wimax milik PT TRG. Kapasitas produksinya pada tahun ini sebanyak 80 BS dan 4.000 CPE per bulan. Pada 2010, kapasitas produksi ditingkatkan menjadi 200 BS dan 10 ribu CPE per bulan.
"Kapasitas produksi ini bisa kami tingkatan sewaktu-waktu atas permintaan PT TRG. Kami memiliki 15 line dan shift bisa ditambah menjadi tiga. Bahkan, saat ini kami siap memproduksi perangkat Wimax TRG ini dengan kapasitas 2.000 BS dan ratusan ribu CPE per bulan," kata dia.
Direktur PT Gatot Tetuko membenarkan mengenai kapasitas produksi Wimax TRG itu. "Masalahnya, ini baru tahap awal. Permintaan dari operator BWA belum banyak. Saat ini kami baru memenuhi order dari PT Telkom dan PT Lintasarta," kata Gatot.
Pada pertengahan 2009, perangkat Wimax TRG telah digunakan Lintasarta untuk wilayah Jabodetabek. Pada September lalu, PT Telkom telah memutuskan Wimax TRG sebagai pemenang tender untuk penggelaran jaringan Wimax di Jadebotabek, Jawa Barat, Medan, Pekanbaru, Palembang dan Kalimantan.
Eksekutif PT Telkom pada bagian planning BWA Sigit Subiantoro membenarkan hal itu. Wimax TRG telah lulus uji tim Research Develompment Center (yang dulu dikenal dengan Risti) Telkom.
"Rencananya, pada tahap awal kami akan gelar sebanyak 31 BS dan 460 CPE. Ini untuk replacement dari frekuensi 3,5 ke 3,3 GHz," kata Sigit.
Menurut Gatot, PT TRG siap memproduksi BS dan CPE lebih banyak lagi untuk memenuhi kebutuhan para pemenang tender BWA. "Kami tinggal bilang ke PT Siix dan minta tambahan pengiriman raw material," kata dia.
Pada akhir Juli 2009, pemerintah (Depkominfo) telah memutuskan pemenang tender BWA untuk menyediakan layanan akses internet berkecepatan tinggi dengan teknologi Wimax. Ada delapan perusahaan yang memenangi tender BWA pada 15 zona. Tiap zona ada dua operator dan masing-masing operator mendapat jatah 15 MHz pada frekuensi 2,3 GHz.
Kedelapan perusahaan yang mendapat lisensi BWA pada frekuensi 2,3 GHz itu adalah PT Telkom, PT Indosat Mega Media, PT First Media, PT Berca Hardaya Perkasa, PT Internux, PT Comtronix, PT Konsorsium Wimax Indonesia dan PT Jasnita. Selain itu ada beberapa perusahaan yang telah memiliki lisensi BWA pada frekuensi 3,5 GHz yang harus bermigrasi ke frekuensi 3,3 GHz paling lambat pada September 2010. Pemilik lisensi 3,3 GHz itu antara PT Telkom, PT IM2 dan PT Lintasarta.
Pemilik lisensi BWA, baik pada 2,3 maupun 3,3 GHz harus segera menggelar jaringan Wimax mulai 2010. Pemerintah mensyaratkan penggunaan perangkat Wimax dengan kandungan lokal minimal 30%. Oleh karena itu, pilihannya adalah menggunakan produk Wimax lokal mengingat sebagian perangkat Wimax yang ada 100% impor.