Jakarta, (APTEL) - Peringatan 100 Tahun Kebangkitan Nasional kali ini akan diperingati agak berbeda dengan peringatan Harkitnas sebelumnya. Hal itu nampak dari berbagai kegiatan yang akan dilakukan Panitia Nasional yang di ketuai Menkominfo Mohammad Nuh. Peluncuran Wimax (Worldwide Interoperability for Microwave Access) versi Indonesia pada tahun 2008 diharapkan menjadi salah satu momentum 100 tahun kebangkitan nasional 28 Mei 2008. Hal itu dikatakan Menkominfo dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi I DPR RI di gedung parlemen di Jakarta, beberapa waktu lalu.
"Kita akan meluncurkan Wimax versi Indonesia pada 28 Mei 2008 nanti. Ini sebagai kebanggaan nasional di bidang teknologi," kata Menkominfo.
Namun demikian peluncuran Wimax itu tidak serta merta bisa segera dilakukan, sebab memerlukan pengkajian yang dan penelitian mendalam untuk bisa diimplementasikan dan sekarang ini proyek Wimax versi Indonesia sedang dalam tahap penelitian yang dilakukan Depkominfo bersama dengan BPPT, Ristek dan LIPI.
"Sekarang sudah riset. Kita punya hasil riset berupa bagian-bagian Wimax yang masih terpisah, masih dalam bentuk belum utuh. Kita mempunyai tugas untuk menggabungkan ini semua dengan orientasi hasil akhir produk," katanya. Proyek ini akan menggabungkan berbagai hasil riset tentang Wimax menjadi satu bagian dan hasilnya akhir berupa produk Wimax versi Indonesia” tandasnya.
Wimax adalah salah satu teknologi yang memudahkan masyarakat mendapatkan koneksi Internet berkualitas, untuk melakukan aktivitas dengan teknologi nirkabel telekomunikasi berbasis protokol internet.
***
Sementara itu di tempat berbeda Menkominfo juga mengatakan bahwa, pemerintah siap menggenjot penetrasi internet broadband di Indonesia dengan upaya menggelar program hotspot gratis di seluruh nusantara sebagai salah satu upaya meningkatkan pendapatan per kapita negara.
"Bulan depan kami akan memulai program hotspot gratis ini dengan menggandeng sejumlah penyedia layanan internet," ujarnya di sela acara Indonesia Broadband Summit, di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Menurut dia, dengan tingginya penetrasi internet akan menimbulkan multiplier effect terhadap industri, khususnya di sektor riil. Namun, lanjutnya, efek domino terhadap growth domestic product (GDP) negara akan sangat tergantung pada konten dan aplikasi.
"Jadi, selama konten dan aplikasi belum tumbuh dengan baik, saya kira efeknya kecil," Jelasnya. "Karena itu harus paralel. Dengan mendorong internet broadband, industri aplikasi harus didorong juga," ia menambahkan. Oleh sebab itu, pemerintah akan mendorong melalui pemberian insentif bagi industri lokal. "Misalnya, dengan mempermudah akses ke permodalan dan membantu dalam bentuk promosi." Jelasnya.
***
Sebagaian masyarakat menyambut baik jika ada hot spot gratis. Sejauh ini telah banyak kantor pemerintah yang menerapkan jaringan nirkabel dan internet melalui hotspot.Selain untuk membuat akses jaringan internal didalam kantor,hotspot yang sudah tersambung dengan internet tersebut juga "diberikan' kepada masyarakat. Biasanya layanan hotspot ini bisa diakses disekitar gedung pemerintahan atau taman kota dan manfaatnya masyarakat bisa mengakses internet secara gratis.
Beberapa pemerintah daerah yang sudah membuat layanan hotspot ini antara lain : Kabupaten Sumenep, Kabupaten Kebumen, Kabupaten garut, Kota Surabaya, Kota Tarakan, Kabupaten Bantul, Kabupaten Aceh Singkil dan masih banyak lagi.Jaringan nirkabel adalah masa depan ( wireless network is future ). Mengingat manfaatnya jauh lebih besar, sudah selayaknya kalangan pemerintah di Indonesia mempertimbangkan jaringan nirkabel".
Jika semua Pemda di Indonesia menerapkan hal ini dampaknya akan luar biasa, Gedung pemerintahan dan taman kota akan dipenuhi oleh orang-orang yang nginternet, pagi, sore bahkan hingga malam. Selain sebagai tempat rekreasi, refreshing, bisa juga untuk proses belajar berbagai ilmu pengetahuan guna meningkatkan wawasan melalui fasilitas nirkabel hotspot yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas SDM Indonesia. (Sumber ;Aptel)